Hi! Welcome to Chiaki's Blog.
Disclaimer
Welcome to my blog. Before anything else please follow these rules : No ripping, spamming, and any type of childish acts. Respect is a must. Best-viewed with screen resolutions 1024x768. Enjoy your stay and have fun!
Young Lady
Beautiful,Gorgeous,Sweet
Navigations
Click TableofContents tab first be4 reading ♥ Profile Blog Table of Contents Links Photos Credits
I am ME
I'm no longer Nagisa Tsukihara. Now, my name is Chiaki Kashiwabara.

Doing...
Feeling : excited
Eating : ramen
Doing : nothing
Watching : reality show
Listening to : otsuka ai

Tagboard

Daily Reads
Ryokubita | IndoHogwarts | Naoto Matsushima | Nabelle M. Elsveta | Zeus Pierre | Hiroshi Nagata

Rotten Things
Desember 2009 |

Our Second Meeting #4
Our Second Meeting #5
Our Second Meeting #6
Our Second Meeting #7
Our Second Meeting #8
Our First Meeting (via RC)
Hello~

Music
Music Here!

Our Second Meeting #3
Written at Senin, 14 Desember 2009 | back to top

Hiroshi Nagata's Pov


Ternyata malam itu Naga beruntung. Benar-benar beruntung malah, bila dilihat dari gadis itu yang menyapanya duluan. Dan coba tebak? Gadis itu juga sepertinya membawa jaket Naga dalam kantong kertas yang dipegangnya, seolah mereka berdua sudah berjanji bertemu sebelumnya, padahal tidak sama sekali. Bukannya langsung balas menyapa atau menanyakan tentang jaketnya, Naga malah terpaku dalam diam. Terlena sejenak akan kecantikan paras sang gadis. Ahh, andai saja… Benaknya mulai memikirkan banyak kata “andai”, meski akhirnya pemuda tanggung berusia 15 tahun itu kembali pada nyata.

“Hai! Kau bawa jaketnya?” tanya Naga penuh kelegaan sambil tersenyum kaku, tidak lebih kaku dari senyuman gadis itu, tapi. Sesosok—ralat, dua sosok orang yang baru memasuki kantin mengalihkan perhatian Naga sejenak. Satu mendorong kursi roda, sementara yang lain duduk di atas kursi roda tersebut. Yeah, itu kakak-beradik Ishibashi. Argh, lupakan, Naga. Lupakan. Semua telah jadi masa lalu. Dan ini membuat Naga semakin—


KRIUUUUKKK!


—lapar. Euh. Lupakan kalau suara itu berasal dari perutnya. Cih, memalukan sekali. Tapi ia memang sudah benar-benar lapar. Latihan bola tadi sungguh menguras tenaga-nya. “Kau sudah makan, Nona? Mau makan malam bersamaku?” tanya Naga sopan, dan ya, Naga patut senang akan hal ini, akhirnya ia berhasil bicara tanpa nada dingin yang selalu membayangi setiap kata yang keluar dari bibirnya. “Ahh ya, boleh tahu siapa namamu?” tanyanya kemudian setelah mengajak gadis ini untuk mencari meja kosong terdekat. Yeah, gadis ini pasti sudah tahu nama-nya dari jaket tim yang Naga pinjamkan. Tidak adil bila Naga tidak tahu nama gadis ini, kau tahu?

Label: