Hi! Welcome to Chiaki's Blog.
Disclaimer
Welcome to my blog. Before anything else please follow these rules : No ripping, spamming, and any type of childish acts. Respect is a must. Best-viewed with screen resolutions 1024x768. Enjoy your stay and have fun!
Young Lady
Beautiful,Gorgeous,Sweet
Navigations
Click TableofContents tab first be4 reading ♥ Profile Blog Table of Contents Links Photos Credits
I am ME
I'm no longer Nagisa Tsukihara. Now, my name is Chiaki Kashiwabara.

Doing...
Feeling : excited
Eating : ramen
Doing : nothing
Watching : reality show
Listening to : otsuka ai

Tagboard

Daily Reads
Ryokubita | IndoHogwarts | Naoto Matsushima | Nabelle M. Elsveta | Zeus Pierre | Hiroshi Nagata

Rotten Things
Desember 2009 |

Our Second Meeting #5
Our Second Meeting #6
Our Second Meeting #7
Our Second Meeting #8
Our First Meeting (via RC)
Hello~

Music
Music Here!

Our Second Meeting #4
Written at Senin, 14 Desember 2009 | back to top

Chiaki Kashiwabara a.k.a Nagisa


Gadis itu canggung berhadapan langsung dengan lawan jenis setelah sekian lama dia menghindar sebisa mungkin untuk berinteraksi dengan mereka. Namun, pembawaannya yang anggun berkat didikan ala bangsawan sejak ia kecil membuatnya bisa dengan mudah menutupi gestur canggung tersebut. Kali ini, ia takkan membiarkan kegugupan dan ketakutan menguasainya seperti terakhir kali bertemu dengan anak laki-laki itu. Perlahan, gadis itu menarik nafas dan menghembuskannya untuk menenangkan diri.

Sapaan singkat dari Nagisa tidak langsung diresponi secara verbal oleh Nagata. Alih-alih membalas sapaannya, anak laki-laki itu malah terdiam beberapa saat. Ebony kembar milik gadis itu seolah ikut terpaku memperhatikan raut wajah anak laki-laki di hadapannya. Dia harus mengakui bahwa anak laki-laki bernama Nagata ini memiliki paras tampan yang mengingatkan Nagisa pada karakter-karakter pangeran dalam dongeng—pasti Nagata seringkali tanpa sadar mengundang perhatian dari kaum hawa. Hidung mancungnya seolah dipahat oleh seorang seniman profesional. Dan bibirnya—

"Hai! Kau bawa jaketnya?"

Sapaan tiba-tiba Nagata membuat Nagisa tersentak dari pesona yang ditawarkan si pemilik paras elok itu. Gadis itu bisa merasakan darah tiba-tiba mengalir deras ke wajahnya. Pipinya yang cukup chubby itu memang mudah sekali merona. Nagisa cepat-cepat menundukkan wajahnya sementara kedua tangannya mengulurkan kantong kertas berisi jaket milik Nagata ke depan wajahnya.

"Maaf telah menahannya terlalu lama," ujar Nagisa, "A... aku baru sempat mengembalikannya sekarang."

Gadis itu masih tertunduk, terlalu malu untuk memperlihatkan kedua pipinya yang mungkin sekarang terlihat seperti apel merah yang ranum. Bisa-bisa Nagata berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya, pikir Nagisa. Saat Nagata menawarkannya untuk makan bersama, rasanya Nagisa ingin menolaknya. Bukan karena ia tak suka, tapi pertama, ia masih takut. Bagaimanapun ia baru mengenal anak laki-laki itu dan kedua, dia tahu rona merah di pipinya belum juga hilang. Gadis itu memutuskan untuk melewati pertanyaan Nagata soal makan bersama dan langsung menjawab pertanyaan yang terlontar berikutnya.

"Namaku Chiaki. Kashiwabara Chiaki..."

Dan tiba-tiba saja, bagian tengah tubuhnya tanpa ijin menjawab pertanyaan Nagata dengan suara cukup keras. Nagisa yakin Nagata pasti mendengarnya.


KRUYUUKKK!


Hwaaaa—

Dengan ini, tak mungkin Nagisa menolak tawaran Nagata dengan alasan tidak lapar, bukan? "Aku belum makan," ujarnya lirih kemudian perlahan mengangkat wajahnya karena merasa tak sopan bila terus-terusan menunduk. Apa boleh buat, perutnya sudah terlanjur mempermalukan dirinya, jadi pipi sewarna apel ranum ini takkan jadi lebih memalukan. "Aku mau jika memang tak mengganggu waktu makan malam Nagata-kun..."

Label: